Kamis, 27 November 2008

Jerit petani

Rimbo bujang menjerit.Krisis sepertinya sangat terasa sekali kali ini,tidak seperti tahun 1997 lalu.Warga daerah perkebunan saat ini sedang dilanda keterpurukan ekonomi,Karet dan Sawit yang menjadi komoditi unggulan di Kab.Tebo terpuruk dan jatuh harganya.Masyarakat nggak tahu kenapa harganya turun sedratis itu,saat ini semua kesulitan mengatur pendapatan.Uang hasil karet atau sawit hanya pas-pasan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari bahkan terkadang kurang.Kebutuhan orang2 Rimbo bujang mungkin memang lebih tinggi dengan daerah lain.Memang kalau untuk makan saja mungkin masyarakat Rimbo bujang nggak kekurangan.Tapi sepertinya pola kehidupan diRimbo bujang mirip metropolitan,kebutuhan yang harusnya sekunder jadi primer,dan harus.Maka nggak heran kalau Rimbo bujang icon tebo.Tapi semuanya karena kenekatan dan keberanian yang tanpa pikir panjang,sekarang mungkin delapan dari sepuluh orang mempunyai Hutang diatas 10juta.Dulu saat harga karet dan sawit mahal,hutang sebesar itu terasa ringan,sekarang..!??.Rasanya penyebab krisis ini karena sistem yang salah,orang yang tidak layak mendapat kredit aja asal punya KTP bisa dapat,karet dan sawit tidak ditangani oleh agen2 resmi,tapi oleh tengkulak2 nakal,dan sifat bersaing yang tidak sehat pada masyarakat,misal tetangga beli motor kita harus bisa.Seperti itulah pola kehidupan di daerah2 Transmigrasi.Sekarang semua sudah menjadi sulit..Mau usaha nggak bisa jalan,petani sayur:pupuk mahal sayuran nggak laku,ternak ikan pelet mahal orang nggak mau beli ikan,buka bengkel orang tunda untuk menservis kalau ngak penting sekali.Repot kan...Yah mudah2an ini tak berlangsung lama dan kita dapat diberi ketabahan..Amin...

2 komentar:

hendrike mengatakan...

salam hehehe maksih mau perhatian ma harga karet hehhhe,kunjungi juga ya blog aku www.bujange12.blogspot.com

Anonim mengatakan...

@hendrike makasih mo mampir..Ni lg belajar ngblog..Lewat hp..