Kamis, 01 Januari 2009

Petani Vs Tengkulak

Getah karet ditentukan oleh cuaca, artinya dalam kondisi kemarau panjanglah penduduk bisa dengan leluasa memotong karet setiap minggunya, dengan demikian kebutuhan sehari-hari bisa ditutupi sedikit. Tetapi jika hari hujan, pengeluaran tidak akan seimbang dengan setoran getah karet pada toke. Utang semakin membesar.Sebagaian besar setiap rumah tangga di Rimbo bujang memiliki utang antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 5.000.000.Ketidak seimbangan antara kebutuhan sehari-hari dengan setoran getah tiap minggu,apalagi musim hajatan,Jalan yang ditempuh penyadap adalah dengan menjual sebagian hasil getah pada toke lain yang (orang rimbo bujang menyebutnya agen jalur).Disebut agen karena bayarnya nggak langsung alias menjualkan.Menurut mereka hanya dengan jalan seperti itu kebutuhan sehari-hari dapat dipenuhi.
Dalam berbisnis ini,agen jalur atau toke kecil yang biasanya juga merupakan anak buah atau kaki-tangan Tengkulak/bos2 Nakal, menghalangi toke luar masuk untuk membeli karet masyarakat. Kalau pun bisa masuk, sang toke luar hanya bisa masuk dibeberapa petani saja.Agen jalur itu memiliki bermacam cara untuk mengusir toke luar.Setelah ada pengusiran toke luar,para agen jalur nakal bisa terus menekan harga dan menentukan sebebas-bebasnya kadar air getah karet.Didesa tirta kencana atau unit 6 masih di kuasai oleh tengkulak lokal yang membeli getah karet lebih rendah dari desa-desa lain yang di masuki toke-toke besar.Desa yang dimasuki toke besar yang berani bersaing harga masayakatnya lebih maju,banyak keuntungan apabila kita menjual hasil kebun kita langsung pada toke besar,asal kita jujur sangatlah mudah bagi kita untuk menambah pendapatan kita.Para toke besar yang masuk kerimbo bujang,biasanya dari muara bungo dengan modal seabreg.Mereka menawarkan pembelian dengan harga yang lebih tinggi,menimbang timbangan petani sendiri,dan bisa memberikan pinjaman yang besar pada petani bahkan sampai ratusan juta lebih dengan syarat yang nggak ribet,cukup punya kebun dan surat hak milik.Setoran pun bisa diatur di sesuakan dengan harga dan jumlah hasil kebun,harga pun tetap sama dengan yang lain bahkan lebih tinggi dari agen jalur,di tempat yang dikuasai para agen2 jalur seperti desa unit 6 orang biasanya menjual panen dua minggu sekali,yang jelas kadar air nya rendah tapi dibeli sama harganya untuk penjualan seminggu sekali atau dua kali yang kadar air nya tinggi di daerah yang bersaing harga oleh bos2 besar,masyarakatlah yang di untungkan dengan adanya persaingan harga.Sebernanya bukan karet saja,Sawit pun demikian,ada perbedaan besar antara agen2 jalur dengan bos2 besar padahal perbedan harga ratusan rupiah saja untuk sawit sangat terasa,yang saya maksud untuk harga dengan sama kelas buahnya.Sebab harga jual sawit di tentukan umur tanaman.Sebenarnya Perlu dipikirkan jalan keluar memutuskan mata rantai peragenan getah,sawit ataupun komoditi lainnya.Sistem perekonomian yang dikuasai oleh agen ini sangat menghambat peningkatan ekonomi masyarakat.Semoga masarakat bisa menghadirkan persaingan2 harga,ataupun seperti pasar lelang memilih mana yang lebih menguntungkan.Nggak selalu membesarkan para tengkulak nakal,walau tetangga sendiri.Kalau Tetangga tentu tidak harus merugikan tetangganya ya.. nggak..??

Tidak ada komentar: